Selasa, 11 Desember 2012

Makalah Praktikum Petlap PHPT


MAKALAH PRAKTIKUM PHPT
“Pengendalian Hama Tikus Padi Sawah Dengan Menggunakan Perangkap Bubu”








Oleh:
Aga Bayu Hanggara                         (A11l010168)
Darfan Suhendra D              (A1L010169)





KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
AGROTEKNOLOGI
PURWOKERTO
2012








BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar belakang
Proses budidaya pertanian tidak terlepas dari apa yang namanya Organisme Pengganggu Tanaman (OPT), kerugian akibat serangan hama bisa mencapai 37 %, penyakit 35 %, gulma 29 %, dan bahkan akibat yang di timbulkan oleh serangan hama tikus bisa menyebabkan gagal panen (puso).  Pengendalian OPT bertujuan untuk mempertahankan produksi pertanian agar produksi tetap optimal, pengendalian hama adalah usaha –usaha manusia untuk menekan populasi hama sampai dibawah ambang batas yang merugikan secara ekonomi. Pengendalian dapat dilakukan dengan pendekatan Pengendalian Hama Terpadu (PHT), yaitu memilih suatu cara atau menggabungkan beberapa cara pengendalian, sehingga tidak merugikan secara ekonomis, biologi dan ekologi. Dengan tingkat kesadaran yang tinggi tentang lingkungan yang sehat dan pertnian yang berkelanjutan diperlikan cara pengendalian yang tepat.
Perangkap bubu termasuk kedalam komponen pengendalian fisik dan mekanik, yang merupakan teknik pengendalian yang paling kuno, dilakukan oleh manusia sejak manusia mengusahakan pertanian. Pengendalian fisik dan mekanik merupakan tindakan yang dilakukan dengan tujuan secara langsung dan tidak langsung, mematikan, mengganggu aktivitas dan merubah lingkungan sedemikian rupa sehingga lingkungan menjadi tidak sesuai bagi kehidupan hama. Pengendalian dengan perangkap bubu aman akan kesehatan manusia dan lingkungan karena tanpa menggunakan bahan kimia yang berbahaya.  Pengendalian hama dengan penghalang/pagar atau barier adalah berbagai ragam factor fisik yang dapat menghalangi atau membatasi pergerakan hama sehingga tidak menjadi masalah bagi petani.

B.  Tujuan
Untuk mengetahui cara mengendalikan hama tikus dengan cara Pengendalian Hama Terpadu (PHT)  dengan menggunakan perangkap bubu. 



BAB II
METODE PELAKSANAAN

  1. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam pengendalian ini yaitu kawat (0,5cm), gergaji, gunting, cangkul, golok, tali rafia, bambu/kayu. Sedangkan bahan yang digunakan yaitu plastik/terpal, serta petakan sawah ukuran 20 x 30m.

B.     Langkah-langkah
1.      Bubu dibuat dari kawat berbentuk kotak dengan ukuran panjang 40 cm, lebar 30 cm, dengan tinggi 30 cm.
2.      Salah satu sisi bubu dilengkapi corong kawat yang dapat dilalui tikus. Sisi lainnya mempunyai pintu untuk mengeluarkan tikus yang terperangkap.
3.      Membuat patok/ajir yang diletakkan pada sudut-sudut petakan sawah, patok tersebut digunakan sebagai tiang untuk mengikat plastik/terpal.
4.      Plastik/terpal diikat pada patok yang mengelilingi petakan sawah untuk memperangkap tikus menggunakan bubu.
5.      Menentukan tempat yang digunakan untuk memperangkap tikus.
6.      Tempatkan bubu di dalam petak (dibelakang pagar) dengan pintu corong bubu tepat di belakang lubang yang dibuat pada bagian bawah pagar. Jumlah bubu paling sedikit empat, masing-masing ditempatkan di satu sisi petak.
7.      Di bagian luar pagar dibuat parit ukuran 0,5m dan jembatan sebagai jalan  agar tikus menuju lubang perangkap.
8.      Tikus yang terperangkap dibunuh/dimatikan dengan cara membenamkan bubu kedalam air selama 10 menit


BAB III
ISI


Tikus sawah (Ratus argentiventer) termasuk hama yang relatif sulit dikendalikan. Perkembangbiakan dan mobilitas tikus yang cepat serta daya rusak pada tanaman padi yang cukup tinggi menyebabkan hama tikus selalu menjadi ancaman pada pertanaman padi. Kehilangan akibat serangan tikus sangat besar, karena menyerang tanaman sejak padi di persemaian hingga menjelang panen. Berkaitan dengan hal tersebut, maka upaya pengendalian untuk menekan populasi tikus harus dilakukan terus menerus mulai dari saat pratanam hingga menjelang panen dengan menggunakan berbagai teknik secara terpadu. Peran serta dan kerjasama masyarakat / kelompok tani, penentu kebijakan dan tokoh masyarakat juga diperlukan selama proses pengendalian hama tikus.
Tikus merupakan hama utama pada tanaman padi. Akibat serangan hama tikus ini sangat merugikan bagi petani. Tikus menyerang padi pada semua stadia pertumbuhan padi mulai dari persemaian sampai padi menjelang panen. Tikus sawah mempunyai kemampuan reproduksi yang tinggi. Periode perkembang-biakan hanya terjadi pada saat tanaman padi periode generatif. Dalam satu musim tanam padi, tikus sawah mampu beranak hingga 3 kali dengan rata-rata 10 ekor anak per kelahiran. Tikus betina relatif cepat matang seksual (±1 bulan) dan lebih cepat daripada jantannya (±2-3 bulan). Cepat/lambatnya kematangan seksual tersebut tergantung dari ketersediaan pakan di lapangan. Masa kebuntingan tikus betina sekitar 21 hari dan mampu kawin kembali 24-48 jam setelah melahirkan (post partum oestrus).
Perangkap bubu termasuk kedalam komponen pengendalian fisik dan mekanik, yang merupakan teknik pengendalian yang paling kuno, dilakukan oleh manusia sejak manusia mengusahakan pertanian. Pengendalian fisik dan mekanik merupakan tindakan yang dilakukan dengan tujuan secara langsung dan tidak langsung, mematikan, mengganggu aktivitas dan merubah lingkungan sedemikian rupa sehingga lingkungan menjadi tidak sesuai bagi kehidupan hama. Pengendalian dengan perangkap bubu aman akan kesehatan manusia dan lingkungan karena tanpa menggunakan bahan kimia yang berbahaya.

Perangkap bubu merupakan satu cara pengendalian komponen fisik dan mekanis, tekni ini merupakan gabungan dari penghalang  dan perangkap. Perangkap dibuat sedemikian rupa meniru bubu perngakap ikan, begitu tikus masuk makan tidak bisa keluar lagi. Pengendalian dengan perangkap terhadap hama adalah mengupayakan hama bisa masuk/ tertangkap dalam jebakan, sehingga tidak bisa keluar lagi. Hama tikus memiliki kelebihan-kelebihan dibandingkan dengan hama yang lain, antara laian yaitu:
1.       Mempunyai mobilitas
2.       Mempunyai kemampuan merusak yang besar dalam waktu relative singkat
3.      Tidak mudah percaya pada benda-benda yang tidak bisa mereka kenal
4.      Cerdik dalam menaggapi sesuatu.
Tikus merupakan binatang mengerat yang sering menimbulkan kerusakan baik dirumah, digudang diladang maupun disawah bahkan ada jenis tikus yang merusak pada tanaman di pohon. Berdasarkan habitat tempat hidupnya tikus dikelompokkan menjadi tiga yaitu :
1.      Tikus sawah : ekor lebih panjang dari pada tubuh dan kepala, jumlah putting 12, warna bulu putih keabuan, habitat disawah /ditanggul-tanggul, telapak kaki 2 oasang terpisah satu pasang tidak pada telapak kaki depan.
2.      Tikus rumah : ekor sama dengan tikus rumah, jumlah putting susu 10, warna putih kehitaman, habitat ruamg tertutup di gudang/rumah, telapak kaki 3 pasang berbantl terpisah.
3.      Tikus pohon : hamper sama dengan tikus rumah, jumlah putting susu 10, warna putih keabuan, habitat dipohon/lading.
Perangkap bubu merupakan satu cara pengendalian komponen fisik dan mekanis, tekni ini merupakan gabungan dari penghalang Barier dan perangkap. Perangkap dibuat sedemikian rupa meniru bubu perngakap ikan, begitu tikus masuk makan tidak bisa keluar lagi.
Ø Cara pengefektifkan perangkap bubu
1. Perangkap bubu dipasang pada tempat dimana tikus sering lewat.
2. Dilakukan pengamatan setiap pagi hari.
3. Lakukan pengecekan dilahan karena perangkap bisa bergeser.
4. Bahan pembuat perangkap harus dipilih bahan yang kuat.
5. Pemasangan perangkap harus seawal mungkin.
6. Dilaksanakan secara luas dan seimbang.

Beberapa kesalahan umum yang membuat petak perangkap kurang berhasil, antara lain:
1.      Petak perangkap dibuat jauh dari habitatnya.
2.      Ukuran petak perangkap terlalu kecil
3.      Umur pertanaman petak tidak berbeda, dengan pertanaman di sekitarnya.
4.      Parit kering sehingga memudahkan tikus untuk melubangi pagar.

BAB IV
PENUTUP

Kesi kesimpulan
Tikus merupakan hama utama pada tanaman padi. Akibat serangan hama tikus ini sangat merugikan bagi petani. Tikus menyerang padi pada semua stadia pertumbuhan padi mulai dari persemaian sampai padi menjelang panen.
Perangkap bubu termasuk kedalam komponen pengendalian fisik dan mekanik, yang merupakan teknik pengendalian yang paling kuno yang dilakukan oleh para petani.  Pengendalian terhadap  hama padi sawah dapat dilakukan  dengan menggunakan perangkap bubu. Pengendalian dengan menggunakan perangkap terhadap tikus adalah mengupayakan agar  tikus bisa masuk dan tertangkap dalam jebakan, sehingga tidak bisa keluar lagi.

  
BAHAN DISKUSI
1.      Bagaimana efektifitas perangkap bubu tikus?
2.      Bagaimana pemeliharaan perangkap bubu tikus?
3.      Mengapa perlu dilakukan pengendalian hama tikus?
4.      Kapan hama tikus menyerang tanaman padi?
5.      Apa pentingnya pengendalian hama terpadu pada tanaman padi?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar